Oleh: Java Watch Indonesia
Hari Raya Tri Suci Waisak tahun 2025 mengangkat tema yang menyentuh nurani: “Tingkatkan Pengendalian Diri dan Kebijaksanaan, Wujudkan Perdamaian Dunia.” Sebuah ajakan yang terasa begitu relevan di tengah dunia yang kian gaduh, mudah terpecah, dan kehilangan arah moral.
Momentum Waisak mengingatkan kita bahwa kedamaian tidak datang dari luar, tetapi tumbuh dari dalam diri. Dalam ajaran Buddha, pengendalian diri bukanlah bentuk pengekangan, melainkan latihan untuk membebaskan diri dari nafsu, amarah, dan keserakahan. Kebijaksanaan adalah kemampuan untuk melihat kehidupan apa adanya—dengan jernih, adil, dan penuh kasih.
Kirab Waisak dari Candi Mendut ke Borobudur, meditasi bersama, dan pelepasan lampion bukan hanya ritual seremonial, melainkan ekspresi nyata dari harapan kolektif umat manusia: hidup dalam kedamaian. Candi Borobudur, sebagai simbol kebangkitan spiritual, kembali menjadi panggung bagi nilai-nilai luhur untuk bersinar di tengah gelapnya dunia.
Waisak sejatinya bukan hanya perayaan agama, melainkan pernyataan moral. Di tengah perpecahan sosial dan krisis lingkungan, dunia butuh lebih banyak orang yang tenang, bijak, dan penuh welas asih. Tidak cukup hanya berharap damai, kita harus menjadi damai itu sendiri.
Jika setiap individu menyalakan pelita kedamaian di dalam hatinya, maka dunia akan lebih terang, bukan karena hilangnya gelap, tetapi karena banyaknya cahaya yang dinyalakan.
Java Watch Indonesia :
Pengamat sosial, kemanusiaan, dan spiritualitas publik.