MERANGIN | JWI – Dalam upaya melestarikan budaya lokal dan menggerakkan ekonomi berbasis kearifan lokal, Ketua TP PKK Kabupaten Merangin, Hj. Lavita Syukur, mengajak masyarakat untuk mengikuti program Wisata Sehari di Tabir, Minggu (20/7/2025). Kegiatan tersebut turut diikuti Wakil Ketua TP PKK Hj. Emi Minarsih Khafidh dan Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Merangin Ny Rizmila Fajarman.
Kegiatan dimulai sejak pagi hari dengan berbelanja di Pasar Tradisional Rantau Panjang. Terlihat pula Ketua Bhayangkari Merangin Ny Lianita Kiki, Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Ny Kenny Suyono, serta Camat Tabir Syamsul Zaini beserta istri, turut aktif dalam kegiatan tersebut.
Setelah berbelanja, rombongan melanjutkan perjalanan menuju Rumah Tuo Rantau Panjang, salah satu situs bersejarah di Tabir. Di sana, ibu-ibu PKK memasak hidangan khas daerah, salah satunya Gulai Belut Campur Pakis dari bahan-bahan yang dibeli langsung dari pasar.
Sembari menunggu masakan matang, Hj. Lavita Syukur terlihat antusias belajar memainkan Klinong, alat musik tradisional Tabir, bersama warga setempat yang sudah mahir. Kebersamaan dan semangat pelestarian budaya begitu terasa dalam suasana yang hangat dan penuh kekeluargaan.
Tak lama kemudian, masakan pun matang dan disajikan secara gotong royong oleh para emak-emak Rumah Tuo. “Masakannya sudah matang, ayo ibu-ibu kita makan,” ujar Weny Rahmayeni, Kabid Kebudayaan Dikbud Merangin.
Selepas santap siang dan sholat Zuhur, kegiatan dilanjutkan dengan dialog budaya bersama tokoh masyarakat sekitar, camat, dan lurah setempat. Dalam sesi dialog tersebut, Ketua TP PKK Hj. Lavita menyampaikan pentingnya pelestarian budaya lokal.

“Kedatangan kami ke Rumah Tuo ini adalah angin segar untuk pembaharuan. Rumah-rumah di sini sangat potensial untuk menjadi desa wisata, tentunya tergantung kesiapan masyarakat,” ujar Hj. Lavita.
Ia menambahkan, apabila masyarakat terbuka dan siap menyambut wisatawan, maka Rumah Tuo Rantau Panjang Tabir dapat dikembangkan dalam bentuk Paket Wisata Sehari, lengkap dengan kuliner khas, seni budaya, hingga kerajinan tangan lokal.
“Wisata ke Tabir jangan hanya untuk berfoto di Rumah Tuo, tapi juga harus menjadi pengalaman menyeluruh. Wisatawan bisa belajar seni budaya, mencicipi masakan tradisional, dan membeli hasil kerajinan masyarakat,” tambahnya.
Hj. Lavita juga menekankan perlunya membangkitkan kembali ingatan masyarakat terhadap budaya dan tradisi leluhur yang mulai terlupakan. Ia berharap, pengrajin lokal juga turut diberdayakan, sehingga produk souvenir khas Tabir bisa menjadi buah tangan bagi para pengunjung.
Wakil Ketua TP PKK Hj. Emi Minarsih Khafidh turut mendukung gagasan tersebut. Ia mengusulkan agar ke depan disediakan spot-spot foto menarik di Rumah Tuo, dan remaja sekitar dapat dilatih menjadi fotografer lepas.
“Sebagaimana harapan Ibu Ketua TP PKK, wisata ini harus bermanfaat dan benar-benar dirasakan oleh masyarakat. Di Kalimantan, ada konsep serupa dengan Rumah Panjang. Kita bisa tiru untuk Rumah Tuo Tabir,” ujar Hj. Emi.
Ia mencontohkan, ibu-ibu bisa mendapatkan penghasilan dari kegiatan memasak, remaja bisa menghasilkan dari fotografi, pemilik Rumah Tuo pun mendapat keuntungan. Dengan demikian, ekonomi lokal bergerak melalui pemberdayaan masyarakat.
Hj. Emi pun mendorong Camat dan Lurah menyiapkan konsep Paket Wisata yang dapat dikelola oleh Karang Taruna atau komunitas pemuda setempat, sehingga Rumah Tuo Rantau Panjang tidak hanya lestari secara budaya, tetapi juga memberi manfaat nyata secara ekonomi bagi warga.
“Mari kita hidupkan kembali Rumah Tuo menjadi ikon budaya Merangin yang tidak hanya dikenang, tapi juga berdampak,” pungkas Hj. Lavita.
(Afadal)