SIDOARJO | JWI – Wakil Bupati Sidoarjo, Hj. Mimik Idayana audensi dengan Kepala Sekolah dan Guru SDN Sidodadi Kecamatan Candi, Sidoarjo, di Rumah Dinasnya, Kamis (14/8/2025). Sosok wakil kepala daerah yang rendah hati, terhadap semua masyarakat Sidoarjo. Mak Mimik sapaan akrab Hj.Mimik Idayana, tidak membatasi kepada siapapun yang kepingin bertemu dengannya, terlebih terhadap masyarakatnya sendiri.
Momentum pertemuan antara Wakil Bupati dan tenaga pendidik jenjang Sekolah Dasar Negeri ini, membahas banyak hal, diantaranya kurangnya Ruang Kelas Baru (RKB) di SDN Sidodadi, sehingga teknis kegiatan belajar mengajar harus di shift dua, pagi dan siang.

Tentu fenomena ini mengundang rasa empati Wabup, terhadap siswa yang masuk sore. Menurut Mak Mimik, kondisi ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut, karena menggangu konsentrasi anak, di kala masuk shift dua.
Tak berpikir lama, Mak Mimik langsung menghubungi kepala dinas Pendidikan (Dindik) Sidoarjo, Tirto Adi. Dalam percakapannya dengan Kepala Dinas Pendidikan Sidoarjo, Tirto Adi, Mak Mimik meminta agar ada penambahan ruang kelas baru di SDN Sidodadi, Candi.

“Pak Tirto, informasinya di SDN Sidodadi ruang kelasnya kurang, sehingga ada murid yang harus masuk sore,” tanya Wabup, melalui sambungan telepon kepada Tirto.
Mendengar pertanyaan itu, Tirto menjawab, masih menunggu anggaran, untuk penambahan ruang kelas baru di SDN Sidodadi,” masih menunggu malaikat pembagi rejeki, bunda, baru bisa kita realisasikan hehehe,” jawab Tirto.
Menurut keterangan guru kelas yang ikut audensi, pihaknya mengatakan kalau, kondisi ini sudah berlangsung lama.
“Kondisi masuk shift dua ini, sudah berlangsung sekitar 10 tahun,” kata Ayu.

Di penghujung audensi, Wakil Bupati Sidoarjo, Hj. Mimik Idayana meminta kepada para guru, agar lebih profesional lagi dalam mengemban tugasnya.
“Pesan kami, para guru harus lebih meningkatkan kesabarannya dalam mendidik murid. Terlebih dengan menjamurnya media sosial, kita harus ekstra hati-hati dalam mendidik anak. Sebab pola pendidikan anak, kalau dibandingkan dengan murid di zaman dulu itu jauh berbeda. Kalau dulu murid nakal dijewer gurunya itu hal yang wajar banget, orang tuanya tidak akan ikut cawe-cawe, tapi kalau sekarang, dikit-dikit laporan,” pungkasnya. (Tim).