SIDOARJO | JWI – Kabupaten Sidoarjo kembali menegaskan diri sebagai salah satu simpul kebudayaan penting di Jawa Timur melalui gelaran pameran seni rupa bertajuk Sidoarjo In Flux. Pameran ini digelar mulai 17 Oktober hingga 2 November 2025 di sejumlah ruang seni, di antaranya Dewan Kesenian Sidoarjo (Dekesda), Master Gallery, Rumah Seni Pecantingan, hingga Rumah Budaya Malik Ibrahim.
Mengusung bingkai konseptual “Lintasan dan Pertemuan”, Sidoarjo In Flux menjadi wadah dialog kreatif lintas generasi. Lintasan merujuk pada perjalanan artistik, sejarah visual, serta medan sosial yang membentuk praktik para seniman, sementara Pertemuan mencerminkan ruang dialog antara medium, pengalaman, hingga cara pandang yang berbeda.
Kurator Elvira Putri menjelaskan, pameran ini tidak hanya menampilkan karya seni rupa, tetapi juga membuka ruang diskusi, lokakarya, hingga tur edukasi visual. “Kami ingin menghadirkan Sidoarjo bukan hanya sebagai lokasi pameran, tapi juga sebagai narasi yang terus bertumbuh,” ujarnya.
Pameran ini memamerkan karya-karya seniman lokal dengan beragam pendekatan, mulai dari dokumentatif, eksperimental, hingga reflektif. Tak hanya pameran karya, program utama Sidoarjo In Flux juga meliputi wicara seniman, diskusi budaya, lokakarya komunitas dan sekolah, hingga lapak seni sebagai kanal distribusi karya.
Dengan target 10.000 pengunjung, kegiatan ini diharapkan menjadi titik tolak regenerasi ekosistem seni rupa di Sidoarjo. Kepada Awak Media, Rabu (17/9/2025), Ribut Wijoto selaku Direktur Utama menyebut, “Inilah momentum memperkuat jaringan komunitas, menghadirkan ruang temu yang selama ini terbatas, dan menjadikan seni sebagai peristiwa yang dekat dengan publik.”
Melalui Sidoarjo In Flux, seni rupa tidak hanya dipresentasikan, tetapi juga dipertemukan, dipertanyakan, sekaligus diberi ruang untuk berkembang, membawa Sidoarjo sebagai narasi budaya yang terus mengalir.
Reporter : Sugi