SIDOARJO | JWI – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidoarjo terus memperkuat peran wartawan sebagai mitra strategis dalam pembangunan daerah. Sebanyak 152 jurnalis dari berbagai media di Sidoarjo diajak mengikuti Kunjungan Kerja (Kunker) ke Yogyakarta pada 5–7 November 2025. Selain meningkatkan kapasitas dan profesionalisme, kegiatan ini juga mengajak insan pers turut serta menuntaskan persoalan sampah sungai, khususnya di wilayah Sidoarjo.
Salah satu lokasi kunjungan adalah Kali Code, ikon kebangkitan lingkungan di Yogyakarta yang dulunya dikenal kumuh namun kini berubah menjadi kawasan hijau dan produktif berkat gerakan masyarakat.

Wartawan Didorong Jadi Agen Perubahan Sosial
Kegiatan yang digelar oleh Dinas Kominfo Kabupaten Sidoarjo ini mengusung tema “Dari Wartawan untuk Wartawan: Jurnalisme Adaptif dan Inovasi Digital untuk Pelestarian Lingkungan.”
Selama dua hari pertama, para peserta mengikuti pelatihan peningkatan kompetensi di Ballroom Hotel Royal Darmo Yogyakarta. Tiga narasumber dihadirkan, yakni Dr. Rosarita Niken Widiastuti (Ketua Komisi Kemitraan, Hubungan Antar Lembaga, dan Infrastruktur Dewan Pers), Farida Dewi Maharani (Plt. Direktur Ekosistem Media Kemenkominfo), serta Abdillah Nasih (Ketua DPRD Sidoarjo).

Selain sesi materi, digelar pula diskusi tematik antarorganisasi wartawan di Sidoarjo. Seluruh pimpinan organisasi pers hadir, mulai dari PWI, JOSS, FORWAS, IJTI, AJS, AWOS, SWI, PWDPI hingga KJJT. Forum ini menjadi ajang memperkuat kolaborasi lintas organisasi sekaligus mempererat sinergi antara insan pers dengan Pemkab Sidoarjo.
“Wartawan Bukan Sekadar Penyampai Berita”
Plt. Kepala Dinas Kominfo Sidoarjo, Eri Sudewo, menegaskan bahwa wartawan memiliki peran strategis sebagai agen perubahan sosial, bukan sekadar penyampai informasi.

“Melalui studi kasus di Kali Code ini, kami ingin memberikan inspirasi tentang praktik baik jurnalisme lingkungan. Wartawan bisa menjadi bagian dari solusi, mengedukasi masyarakat agar lebih peduli terhadap kelestarian sungai,” ujar Eri.
Ia menambahkan, pengalaman lapangan di Kali Code membuktikan bahwa peran komunitas dan media mampu mengubah kawasan kumuh menjadi lingkungan yang lestari dan humanis.
“Saya berharap pengalaman ini melahirkan karya jurnalistik yang tidak hanya informatif, tetapi juga menggugah kesadaran publik untuk menjaga lingkungan,” imbuhnya.

Eri juga optimistis kegiatan ini mampu menumbuhkan praktik jurnalisme yang adaptif, berdaya guna, dan berwawasan lingkungan di kalangan insan pers Sidoarjo.
Belajar dari Keberhasilan Warga Kali Code
Dalam kesempatan itu, Harris Syarif, pemerhati lingkungan sekaligus penggerak komunitas Kali Code, berbagi pengalaman mengenai transformasi besar di wilayah tersebut.

“Dulu Kali Code dikenal sangat kotor, bahkan pernah dijuluki sebagai WC terpanjang di dunia. Namun dengan edukasi dan gotong royong, warga kini menjaga sungai sebagai halaman depan rumah mereka,” tuturnya.
Upaya perubahan itu didukung berbagai kelompok masyarakat, seperti Bank Sampah Mas JoS, Kelompok Tani Teras Hijau, hingga Komunitas Reptil Kali Code.
Bank Sampah Mas JoS kini mampu mengolah sampah menjadi produk bernilai ekonomis dan rutin melakukan kegiatan bersih-bersih bantaran sungai.
Sementara Kelompok Tani Teras Hijau berhasil mengubah bantaran Kali Code menjadi area hijau produktif dengan budidaya sayur, jagung, dan ikan lele, yang turut meningkatkan perekonomian warga sekitar.
“Bahkan komunitas reptil turut membantu menjaga keamanan lingkungan dari satwa liar seperti ular dan biawak yang dulu sering muncul,” tambah Harris.

Membangun Sidoarjo yang Informasi, Inovatif, dan Lestari
Melalui kegiatan Kunker ini, Pemkab Sidoarjo berharap insan pers dapat membawa pulang semangat baru untuk membangun jurnalisme yang berkontribusi langsung pada pelestarian lingkungan dan kemajuan daerah.
“Semoga kegiatan ini memberi manfaat nyata bagi rekan-rekan wartawan dan turut berkontribusi pada pembangunan Sidoarjo yang informatif, inovatif, dan lestari,” pungkas Eri Sudewo.
Reporter: Sugi | Editor: Redaksi JWI





















