PASURUAN | JWI – Untuk menggelorakan gerakan pangan keluarga yang Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA), Tim Penggerak PKK Kabupaten Pasuruan menggelar Lomba Cipta Menu B2SA tingkat kabupaten. Kegiatan berlangsung di Pendopo Nyawiji Ngesti Wenganing Gusti, Selasa (18/11/2025), dan dibuka langsung oleh Ketua TP PKK Kabupaten Pasuruan, Merita Rusdi Sutejo.
24 Tim Adu Kreativitas Menu
Sebanyak 24 tim dari seluruh kecamatan berkompetisi menampilkan menu terbaik. Tak sekadar menggugah selera, sajian peserta juga dikemas dengan estetika tinggi sehingga memukau para juri sejak pertama kali dipresentasikan.
Salah satu juri, Chef Khoiron, menilai kualitas peserta meningkat signifikan setiap tahun. Menurutnya, banyak tim yang sudah memahami konsep penyajian makanan B2SA sesuai standar penilaian, bahkan siap bersaing di tingkat provinsi.
“Semakin ke sini, peserta makin mahir dan matang. Mudah-mudahan dari Kabupaten Pasuruan akan lahir jawara baru yang mampu menang di tingkat Provinsi,” ujarnya.
Ketua TP PKK: Lomba Ini Laboratorium Menu Keluarga
Ketua TP PKK, Mela Rusdi, mengaku kagum melihat kreativitas dan kecepatan peserta dalam meracik menu komplit meski waktu lomba terbatas. Saat mencicipi hidangan, dirinya menyebut seluruh menu terasa lezat dan menggambarkan upaya serius para peserta.
“Menunya keren-keren sekali, apalagi dengan waktu yang mepet. Tadi saya cicipi, enak semua. Tinggal bagaimana penilaian dewan juri,” kata Mela.
Dalam sambutannya, istri Bupati Rusdi Sutejo itu menegaskan bahwa lomba B2SA bukan sekadar adu cita rasa, tetapi sarana pendidikan praktis bagi keluarga Pasuruan.
Menurutnya, konsep B2SA sangat penting dalam upaya pencegahan stunting, terutama dalam periode 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yang identik dengan kebutuhan asupan bergizi dan perilaku makan yang baik.
“Lomba B2SA hari ini adalah jembatan antara kebun keluarga, dapur, dan meja makan. Ini praktik nyata bagaimana keluarga bisa menata menu harian yang beragam, bergizi, seimbang, dan aman,” jelasnya.
Bangga Pada Pemanfaatan Bahan Lokal
Mela juga mengapresiasi peserta yang memanfaatkan bahan pangan dari potensi lokal daerah masing-masing. Hal itu menunjukkan bahwa kreativitas kuliner dapat tumbuh dari apa yang tersedia di lingkungan sendiri.
“Ada peserta dari Grati yang membuat olahan ikan lempuk, dari Kraton yang memanfaatkan kupang, juga dari Purwodadi yang membawa bahan khas daerahnya. Ini sangat keren dan layak diapresiasi,” tambahnya.
Lomba tahunan ini diharapkan menjadi sarana edukasi sekaligus inspirasi bagi masyarakat untuk terus memperkuat ketahanan pangan keluarga berbasis bahan lokal yang mudah didapat dan kaya gizi.
Reporter: A. Afandi – JWI






















