BATU | JWI – Embun masih melekat pada dedaunan di halaman Hotel Sinergi dan Villa, Kota Batu, ketika matahari belum sepenuhnya menghangatkan udara. Namun, dinginnya pagi tak menghalangi puluhan anak muda mengatur napas, merenggangkan tubuh, dan tersenyum menatap hari yang menanti mereka, Minggu (30/11/2025).
Di antara barisan peserta, tampak Ir. H. Supriyono, S.H., M.H., Anggota DPRD Kabupaten Sidoarjo Komisi B Fraksi Gerindra, berdiri di depan, memberi aba-aba senam dengan tempo pelan hingga cepat. Musik mengalun, gerakan pun mengikuti, sederhana, ritmis, namun melahirkan suasana hangat dan penuh kebersamaan.

Sebagian peserta tampak percaya diri, sebagian lain masih menyesuaikan gerakan, namun semua larut dalam suasana ceria. Tidak ada jarak antara pembina dan peserta. Yang ada hanyalah energi pagi yang menyatukan visi: sehat untuk kuat, kuat untuk berwirausaha.
“Sehat itu modal utama. Kalau tubuh kita siap, pikiran pun tajam. Kreativitas lahir dari raga yang bugar,” ujar Supriyono setelah sesi senam usai.

Pagi itu bukan sekadar olahraga. Ia menjadi pembuka pintu kesadaran kolektif: usaha besar dimulai dari langkah sederhana menggerakkan tubuh.
Salah satu peserta, Ibu Elis (52), datang dengan niat belajar membangun usaha kuliner kecil-kecilan. Sebelum berangkat, ia mengaku sempat khawatir tidak mampu mengikuti pelatihan yang padat. Namun, senam pagi merubah segalanya.

“Ternyata fisik itu pengaruh. Begitu senam, badan jadi ringan. Pas materi dimulai, saya lebih focus. Ritme belajar terasa mengalir,” ungkapnya sambil tersenyum.
Elis kemudian mengikuti sesi materi kewirausahaan yang dipandu narasumber berpengalaman. Ia belajar tentang cara membaca peluang, teknik riset pasar, hingga strategi pemasaran digital. Selain mencatat, ia aktif bertanya, sesuatu yang menurutnya tak akan ia lakukan tanpa kepercayaan diri yang tumbuh sejak kegiatan senam.
“Saya baru sadar, kalau mau jadi pengusaha itu bukan cuma butuh modal uang, tapi juga modal kesehatan dan keberanian. Senam tadi seperti menyalakan tombol percaya diri saya,” tambahnya.
Baginya, pelatihan ini menghadirkan atmosfer baru: ruang belajar, ruang bertukar ide, dan ruang tumbuh bersama pemuda lainnya. Ia berharap kegiatan serupa tidak berhenti hanya sekali.

Kami ingin pulang dari Batu bukan hanya bawa catatan, tapi juga energi untuk mulai usaha. Dan hari ini, saya merasa itu ada,” pungkasnya.
Usai olahraga, para peserta masuk ke ruangan pelatihan. Narasumber memberikan paparan tentang pola pikir bisnis, manajemen keuangan sederhana, hingga penguatan karakter pemuda pelopor. Materi berlangsung interaktif; tanya jawab mengalir, ide bermunculan, dan diskusi tampak hidup.
Sesi foto bersama di akhir kegiatan serasa menjadi penanda bahwa setiap pemuda memiliki peluang yang sama untuk mencipta sejarah. Tidak harus dimulai besar, yang penting dimulai sekarang, dengan tubuh yang kuat, pikiran sehat, dan tekad yang menyala.

Melalui program seperti ini, Supriyono ingin para pemuda Sidoarjo tumbuh bukan sekadar menjadi peserta pelatihan, tetapi pelaku usaha mandiri yang kelak mampu membuka lapangan kerja.
Kesehatan dan edukasi menjadi dua pilar yang ia dorong berdiri berdampingan, keduanya hadir dalam satu kegiatan: yang pagi dimulai dengan gerakan tubuh, dan siang ditutup dengan pengayaan pengetahuan.
Tidak keras, tidak bising, namun dalam.
Langkah pertama pemuda menuju hidup sehat, usaha kuat, dan masa depan yang bergerak lebih maju.
Reporter : Sugi JWI


















