SIDOARJO | JWI – Punden mbah Gempol di Desa Temu Kecamatan Prambon, Sidoarjo, mendadak ramai saat menjelang bulan suci Ramadhan. Nama Mbah Gempol adalah istilah punden (Jawa-red) tempat keramat di suatu desa, yang disakralkan, tiap tahun pun diagendakan ada tasyakuran di area itu.
Tempat keramat tersebut ditandai dengan berdirinya pohon Gempol besar dan pohon Asem besar yang umurnya sudah mencapai ratusan tahun. Oleh Pemerintah Desa Temu, dibangunkan sebuah pendopo kecil sebagai fasilitas warga kalau ada kegiatan ritual.
Kata sesepuh desa, Mbah Karso (67) memang tempat tersebut terkenalnya dengan Mbah Gempol, namun, nama leluhur Desa Temu adalah eyang Murti, anak dari eyang Murti bernama Mbah Darmo serta leluhur lainnya yakni, Kertonegoro dan Rengganis. Sebelum acara kenduri dimulai, terlebih dahulu pohon besar itu di beri sesaji sebagai persembahan untuk leluhur desa, isinya pisang raja , kelapa, telor ayam kampung, cok bakal, tiga macam bunga, rokok, kopi dan dupa.

Warga yang lain Mbah Min (70) , dia mengungkapkan kalau umurnya pohon Gempol dan pohon asem itu sudah ratusan tahun.
“Semasa saya kecil, pohon gempol dan asem ini sudah ada, ukurannya ya sudah sebesar ini. Biasanya, saat ada acara ruwah desa, warga menghadirkan gunungan hasil bumi, seperti sayur mayur, buah, padi, jagung, tebu serta hasil panen yang lainnya, ditambah lagi gunungan jajan pasar,” ujarnya.
Pada Sabtu pagi, (22/2/2025) warga desa berduyun-duyun membawa tumpeng dari kediamannya masing-masing, untuk dibawa ke punden, tujuannya untuk kenduri bersama, karena leluhurnya seorang putri, maka yang kenduri di dominasi oleh kaum hawa. Sesaat kemudian, do’a bersama pun dimulai yang dipimpin oleh Kaur Kesra (Mudin).
Usai do’a bersama, warga saling berebut gunungan sayur dan gunungan jajan pasar yang ada dilokasi.

Kepada wartawan, Kepala Desa Temu, Petty Fitrianna menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang turut mensukseskan momen sedekah bumi ini.
“Sedekah bumi di Desa Temu ini kita laksanakan dua hari, pada hari Jum’at malam kita adakan Istighosah dan pengajian dengan menghadirkan Bu Nyai Hj. Islakhati Ainun, pada Sabtu pagi, acara kenduri bersama di punden Mbah Gempol,” kata Petty.
Siang harinya, lanjut Petty, di lanjutkan dengan pemberian door prize kepada warga, Gebyar optimalisasi pajak tahun 2025, Desa Temu,” acara ini untuk mendorong warga agar semangat dalam menunaikan kewajibannya membayar pajak,” sambungnya.
“Nanti malam ada pertunjukan kesenian ludruk Irama Baru Pimpinan Bapak Bambang Sutejo dari Balongbendo, Sidoarjo. Semua ini adalah upaya nguri-uri budaya lokal agar tidak tergerus dengan era digitalisasi ini, harapannya, kegiatan ini kita wariskan kepada anak cucu kita, agar kearifan budaya lokal ini dapat dilestarikan terus menerus hingga nanti,” pungkasnya.( * ).