SIDOARJO | JWI – Kepala Desa Simogirang Kecamatan Prambon Kabupaten Sidoarjo, Kusnul Khuluq SH angkat bicara soal jalan rusak yang ada di wilayahnya. Menurutnya, hampir setiap hari dirinya di komplain warga terkait jalan ini.
Hari ini, Selasa (22/4/2025) Kades Kusnul Khuluq,S.H bersama ketua JCW, Sigit Imam Basuki S.T turun langsung menunjukkan obyek jalan rusak itu. Bahkan, Khuluq membandingkan era kepemimpinan pejabat terdahulu, Bupati Ahmad Muhdlor dengan Bupati Bandi.
“Dulu saat bupatinya GM, saya WA malam, pagi harinya langsung dibenahi, tentang apa saja baik PJU dan penanganan jalan rusak, tapi di era kepemimpinan pejabat sekarang, tidak sesuai dengan janji-janjinya, pepesan kosong,” keluhnya.
Semua OPD sudah saya hubungi, lanjut, Khuluq,” namun faktanya, kami di beri janji-janji doang. Ini masih belum 100 hari kerja Bupati dan Wakil Bupati. Padahal, beredar berita melalui portal media online, Bupati Subandi berjanji sebelum hari Raya Idhul Fitri 2025, jalan rusak yang ada di Sidoarjo harus beres semua. Ini yang lemot siapa?,” lanjut Kusnul Khuluq.
“Jalan Simogirang ini adalah jalan alternatif lintas desa yang menghubungkan ke Sidoarjo, kalau jalannya rusak, kan kasihan warga. Karena tekstur tanah yang labil, harusnya jalan ini di beton. Mosok kalah sama jalan Kabupaten sebelah (Mojokerto), padahal APBD-nya besar Sidoarjo, harusnya Pemkab Sidoarjo malu,” sambungnya.
Sering terjadi kecelakaan dan kendaraan terperosok lubang.

Menurut warga setempat, Iwan (49) pihaknya mengatakan kalau di sepanjang jalan Simogirang simoketawang ini sering terjadi kecelakaan lalulintas. Karena kondisi jalan yang banyak berlubang.
“Kemarin saja, ada kecelakaan disebelah simpang empat ini hingga meninggal dunia. Belum yang kecelakaan yang luka ringan, tidak terhitung,” ujarnya.
Dilokasi, ketua JCW, Sigit Imam Basuki mengatakan bahwa kalau sesuai visi dan misi Bupati, harusnya tanggap dan respon cepat dalam menerima laporan dari masyarakat.
“Jangan menunggu ada korban, baru turun tangan, kasihan pak Kades, karena dia bersinggungan langsung dengan masyarakat, tiap hari ketemu. Kalau pejabat kabupaten berkantornya di kota, tidak mungkin warga nglabrak mereka,”pungkas Sigit.(tim).