SIDOARJO | JWI – Tumpukan sampah plastik yang berada di tepi jalan Desa Ngampelsari, Kecamatan Candi, Sidoarjo, Jawa Timur, menuai kontroversi, usai di soroti lembaga Java Corruption Watch (JCW).
Ini penjelasan Sekdes Ngampelsari, Sukiaji soal penumpukan sampah plastik yang menimbulkan bau tak sedap itu.

“Kemarin kita sudah rapatkan di kantor desa, kita panggil semua, termasuk pengelola, BPD, RT, RW, apa kendala pengelolaan sampah ini kok sampai menggunung,” kata Sukiaji. Selasa (3/5/2025)
Dikatakan Sukiaji,” kita sudah dapatkan datanya dari pengelola, jumlah yang membayar iuran sampah se desa, totalnya 746 KK x 20 ribu = 14.920.000, dari jumlah KK itu tidak semuanya membayar, jumlah yang diterima pengelola Rp 11.000.000, padahal untuk operasional kita tiap bulan butuh 15.000.000, jadi tiap bulan kita minus 4 juta, terus kekurangan ini kita ambilkan dari mana,” lanjut Sukiaji.
Sukiaji juga mengatakan untuk biaya clean up sampah itu sekitar 30 juta, baru bisa bersih semua.
“Kami sudah tanyakan kepada DLHK Sidoarjo, tentang biaya clean up jumlahnya cukup mahal, jadi kita masih mikir-mikir, karena nggak ada anggaran ,” sambungnya.
“Sebetulnya bukan urusan kami (Pemdes -red) karena sudah di pasrahkan ke pengelola ternyata tidak beres,” keluh Sekdes.
Sementara ketua Tempat Pengelolaan Sampah (TPS) Lestari Desa Ngampelsari, Samari, belum memberikan keterangan secara resmi apa yang menjadi kendala dalam pengelolaan sampah itu.( Tim ).