SIDOARJO | JWI – Wakil Bupati Sidoarjo, Hj. Mimik Idayana, melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke lokasi proyek pembangunan lanjutan Unit Sekolah Baru (USB) SMPN 2 Prambon, Kabupaten Sidoarjo, Senin (20/10/2025). Sidak tersebut dilakukan setelah adanya laporan warga terkait kualitas pengerjaan yang dinilai kurang memadai.
Dalam peninjauannya, Wabup Mimik menemukan sejumlah bagian bangunan yang tidak sesuai standar. Beberapa kolom beton terlihat keropos dan pengerjaan di lapangan dinilai tidak rapi. Ia juga menyoroti lemahnya penerapan standar keselamatan kerja (K3) di area proyek.

“Ini proyek fasilitas pendidikan, tidak boleh asal-asalan. Saya minta segera diperbaiki dan diawasi ketat. Jangan sampai kualitas dikorbankan karena ini menyangkut masa depan anak-anak kita,” tegas Wabup Mimik di lokasi.
Proyek pembangunan lanjutan USB SMPN 2 Prambon ini tercatat memiliki nilai kontrak sebesar Rp 6.299.381.000,00, dengan tanggal kontrak 16 Juli 2025. Berdasarkan papan proyek yang terpajang di lokasi, pekerjaan ini dilaksanakan oleh CV. Karya Mandiri Konstruksi dengan konsultan pengawas CV. Adzra Anugrah. Nomor kontrak proyek tercatat 000.3.3/PPK/SMP/07.16.02/438.5.1/2025.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sidoarjo, Tirto Adi, yang turut mendampingi sidak, mengakui bahwa pihaknya sejak awal telah menolak kontraktor yang kini mengerjakan proyek tersebut. Namun, kontraktor itu tetap bisa mengikuti tender dengan meminjam nama perusahaan lain.

“Di awal proses lelang kami sebenarnya sudah menolak kontraktor ini. Tapi dia tetap bisa masuk karena meminjam nama PT milik orang lain, padahal pelaksananya tetap sama,” ungkap Tirto.
Ia menegaskan bahwa Dinas Pendidikan akan segera berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan konsultan pengawas untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap proyek tersebut. Tujuannya agar setiap penyimpangan teknis segera diperbaiki sebelum masa serah terima pekerjaan.

Wabup Mimik Idayana menambahkan, Pemerintah Kabupaten Sidoarjo tidak akan menoleransi praktik asal jadi dalam proyek infrastruktur pendidikan. Ia menekankan agar setiap pekerjaan berjalan tepat mutu, tepat waktu, dan tepat anggaran.
“Saya ingin kualitas jadi prioritas utama. Jangan sampai proyek pendidikan justru menjadi contoh buruk karena lemahnya pengawasan,” pungkasnya.(Tim)





















