SIDOARJO | JWI – Pengurus Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kabupaten Sidoarjo masa bakti 2025–2029 resmi dilantik dalam prosesi khidmat yang digelar di Pendopo Delta Wibawa, Kabupaten Sidoarjo, Sabtu (6/12/2025). Pelantikan ini menjadi titik awal penguatan organisasi IPSI Sidoarjo dalam mendorong prestasi atlet sekaligus melestarikan pencak silat sebagai warisan budaya.
Pelantikan tersebut dilaksanakan berdasarkan Surat Keputusan Pengurus Provinsi IPSI Jawa Timur Nomor 298-45-PD-ITXA-10R-2025 tentang Pengukuhan Pengurus Kabupaten IPSI Sidoarjo Masa Bakti 2025–2029. Sejumlah unsur menghadiri acara tersebut, antara lain perwakilan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, DPRD, TNI-Polri, KONI, Dinas Kepemudaan dan Olahraga, para sesepuh pencak silat, pimpinan perguruan silat, serta tamu undangan lainnya.

Ketua Umum IPSI Kabupaten Sidoarjo terlantik, H. Anang Siswandoko, S.T., dalam sambutannya menegaskan komitmen kepengurusan baru untuk fokus pada tiga pilar utama, yakni pelestarian budaya pencak silat, peningkatan prestasi atlet, dan penguatan kelembagaan organisasi. Menurutnya, pencak silat tidak hanya berorientasi pada prestasi olahraga, tetapi juga memiliki nilai budaya dan karakter yang harus terus dijaga.
Dalam pemaparan program kerja, IPSI Sidoarjo menargetkan pembinaan atlet secara lebih terstruktur dan berjenjang untuk menghadapi agenda olahraga daerah dan provinsi, seperti Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA) 2026 dan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur 2027. Penguatan kapasitas wasit, juri, dan pelatih juga menjadi perhatian melalui peningkatan pemahaman regulasi serta pembinaan berkelanjutan.

Selain itu, IPSI Sidoarjo merencanakan peningkatan sarana dan prasarana latihan, termasuk rencana pembentukan pusat latihan (training center) yang ditargetkan mulai terealisasi pada tahun anggaran 2026.
Di bidang pelestarian budaya, IPSI Sidoarjo berkomitmen menghidupkan nilai seni pencak silat melalui penyelenggaraan pentas kolosal yang melibatkan seluruh perguruan anggota. Upaya tersebut diharapkan dapat memperkuat citra pencak silat sebagai olahraga yang beretika, berbudaya, dan dekat dengan masyarakat.
Sejumlah tokoh yang hadir memberikan apresiasi atas terbentuknya kepengurusan baru IPSI Sidoarjo. Mereka menilai pencak silat memiliki dimensi yang utuh, mencakup olahraga jasmani, pembinaan mental-spiritual, serta nilai-nilai budaya luhur. Kejayaan pencak silat Sidoarjo pada era 1980-an, yang pernah melahirkan atlet berprestasi dunia seperti Pendekar Sarno asal Cemeng, disebut dapat menjadi inspirasi untuk mengembalikan prestasi silat daerah.

Ucapan selamat dan dukungan juga mengalir dari berbagai pihak. DPC Partai Gerindra Kabupaten Sidoarjo menyampaikan dukungan terhadap kepengurusan baru, disusul Wakil Bupati Sidoarjo Hj. Mimik Idayana dan jajaran Anggota DPRD Kabupaten Sidoarjo Fraksi Gerindra. Mereka berharap IPSI Sidoarjo dapat melahirkan atlet berprestasi sekaligus berkontribusi positif dalam pembinaan generasi muda.
Dengan kepengurusan baru ini, IPSI Kabupaten Sidoarjo diharapkan mampu memperkuat sinergi antara pengurus, perguruan, atlet, dan pemerintah daerah, demi terwujudnya pencak silat Sidoarjo yang berprestasi, berbudaya, dan bermartabat.
IPSI Sidoarjo Fokus Penjaringan Atlet Usia Dini, Targetkan Tiga Emas Porprov 2027
Ketua Umum IPSI Kabupaten Sidoarjo, H. Anang Siswandoko, S.T., dalam keterangannya kepada wartawan menegaskan bahwa pembinaan prestasi pada periode kepengurusan 2025–2029 akan difokuskan pada penjaringan atlet usia dini, mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Menurutnya, penjaringan atlet berbasis kelompok umur dan kelas pertandingan menjadi strategi jangka panjang untuk meningkatkan prestasi IPSI Sidoarjo, khususnya pada ajang Porprov Jawa Timur 2027.

“Kami memulai penjaringan dari tingkat SD hingga SMP dengan basis kelas umur. Ini yang kami prioritaskan agar pembinaan berjalan lebih terarah dan berkelanjutan,” ujarnya.
Melalui skema pembinaan tersebut, IPSI Sidoarjo menargetkan peningkatan perolehan medali pada Porprov Jawa Timur 2027. Setelah sebelumnya hanya meraih satu medali emas, IPSI Sidoarjo menetapkan target minimal tiga medali emas pada Porprov mendatang.
“Target minimal kami tiga medali emas. Dari sebelumnya satu emas, kami ingin meningkat. Kalau bisa lebih, tentu jauh lebih baik,” kata Anang.
Sebagai bagian dari persiapan, seleksi atlet direncanakan mulai dilaksanakan pada awal 2026. Para atlet hasil penjaringan akan dibina secara berjenjang dan diproyeksikan untuk memperkuat kontingen Sidoarjo di Porprov 2027.
Terkait evaluasi capaian sebelumnya, Anang menyatakan bahwa evaluasi menyeluruh akan dilakukan terhadap program kepengurusan periode lalu, termasuk faktor-faktor penyebab menurunnya perolehan medali. Evaluasi tersebut akan dibahas lebih lanjut dalam Rapat Kerja (Raker) IPSI Kabupaten Sidoarjo yang dijadwalkan berlangsung pada Januari 2026.
“Kami akan evaluasi kenapa sebelumnya bisa meraih dua hingga tiga medali emas, kemudian turun menjadi satu. Dari situ kami susun kembali program yang tepat untuk mengembalikan bahkan meningkatkan prestasi,” jelasnya.
Selain pembinaan internal, IPSI Sidoarjo juga memanfaatkan ajang POPDA sebagai sarana penjaringan atlet, yang selanjutnya diarahkan mengikuti Pekan Olahraga Kabupaten (Porkab) sebagai tolok ukur efektivitas pembinaan.
Dengan sistem penjaringan usia dini, pembinaan berjenjang, dan evaluasi program berbasis prestasi, IPSI Kabupaten Sidoarjo optimistis mampu melahirkan lebih banyak atlet berprestasi dan meningkatkan capaian medali pada Porprov Jawa Timur 2027.
Reporter : Sugi JWI
Editor : Redaksi JWI





















